top of page
Orangutan Indonesia New.jpg
Orangutan adalah satu-satunya kera besar yang hidup di daratan Asia. Kerabat terdekat lainnya berasal dari Afrika, yaitu: simpanse, gorilla, dan bonobo. Di Indonesia, orangutan dilindungi oleh Undang-Undang No 5 Tahun 1990. Di dunia internasional, orangutan telah masuk dalam kategori Kritis (Critically Endangered) oleh IUCN karena populasinya di alam semakin berkurang, sebagai akibat dari perburuan, perdagangan, deforestasi dan konflik dengan manusia. Selain itu CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) memasukkan orangutan dalam Appendix I, yaitu dilarang untuk diperjualbelikan dalam bentuk apapun. 

Ada tiga jenis orangutan di Indonesia, yaitu orangutan sumatera (Pongo abelii), orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis), dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus

Populasi orangutan menurun drastis dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Berdasarkan analisis PHVA (Population Habitat Viability Analysis) tahun 2016, diperkirakan terdapat 71.820 individu orangutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan,  yang tersebar pada 51 metapopulasi di kawasan seluas 17.460.000 hektar.
 
Sekitar 57.350 orangutan kalimantan menghuni kawasan seluas 16.013.600 hektar, dengan sub-spesies terbanyak yaitu Pongo pygmeaus wurmbii (38.200 individu).  Di Sumatera, sekitar 14.470 individu.

Orangutan hidup di hutan tropis dan saat ini terancam punah. Sebagai spesies umbrella, orangutan membantu melindungi ekosistem hutan tropis di mana mereka tinggal dan juga spesies lain yang hidup di dalamnya. Dalam hal ini, orangutan menjadi "payung" atau "pelindung" bagi spesies lain dan lingkungan di sekitarnya

Kehadiran orangutan di hutan tropis memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, karena mereka merupakan herbivora utama yang menyebarkan biji-bijian melalui feses mereka, yang pada gilirannya membantu memperbarui tumbuhan di hutan tropis. Selain itu, orangutan juga berperan sebagai pemangsa dan mangsa dalam rantai makanan hutan tropis, sehingga keberadaan mereka membantu menjaga keseimbangan ekosistem yang kompleks.

Dengan demikian, melindungi habitat orangutan dan memastikan keberlangsungan hidup mereka tidak hanya membantu menjaga populasi orangutan tetap lestari, tetapi juga mempertahankan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem di hutan tropis. Oleh karena itu, orangutan merupakan salah satu spesies umbrella yang sangat penting untuk dijaga keberadaannya.
ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii)  
Pemilik nama ilmiah Pongo abelii ini, memiliki ciri-ciri ukuran tubuh lebih kecil dan berambut oranye yang lebih cerah jika dibandingkan dengan orangutan kalimantan. Satwa bernama lokal mawas atau maweh ini, memiliki berat tubuh maksimal 90 kilogram. Orangutan sumatera tersebar dari bagian utara sumatera hingga bagian barat Danau Toba. Selain itu, jenis ini juga tersebar di Lansekap Bukit Tiga Puluh, yang merupakan populasi hasil pelepasliaran.
 
Warna rambut orangutan sumatera berwarna cokelat agak oranye dan terlihat lebih cerah dibandingkan kerabatnya di kalimantan. Berdasarkan penelitian, makanan utama orangutan sumatera adalah buah-buahan.  Musim buah di Sumatera memang lebih panjang dibandingkan di kalimantan, sehingga buah melimpah sepanjang tahun. 
 
Orangutan sumatera adalah satwa arboreal yang menghabiskan waktunya di pohon, seperti mencari makan, membuat sarang dan tidur di kanopi pohon. 
ORANGUTAN TAPANULI (Pongo tapanuliensis)       
Orangutan tapanuli sejatinya sudah dikenal masyarakat setempat, dan oleh para peneliti sebagai orangutan sumatera, sebelum dinobatkan menjadi spesies baru. Tak ada yang menyangka apabila spesies ini merupakan jenis berbeda dari orangutan sumatera. Berdasarkan penelitian genetika, orangutan betina di Batang Toru memiliki kekerabatan lebih dekat dengan orangutan kalimantan dibandingkan orangutan sumatera.
​
Orangutan tapanuli hanya dapat dijumpai di Ekosistem Batang Toru, di Sumatera Utara. Jenis ini resmi dinobatkan sebagai species baru pada bulan November 2017.
 
Orangutan tapanuli hidup pada habitat sangat terbatas, dalam areal sekitar 132 ribu hektar di bentang alam Batang Toru dan beberapa habitat lain yang terus diteliti. Kondisi habitatnya juga terpisah, karena faktor alam maupun akibat pembangunan di sekitarnya.
​
Saat ini, jumlah orangutan tapanuli di alam liar diperkirakan kurang dari 800 individu. Kondisi ini menjadikannya sebagai salah satu jenis primata yang paling terancam punah di dunia.

ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus)          

Berdasarkan studi genetika, orangutan kalimantan telah diidentifikasi memiliki tiga subspesies:
​
  1. Pongo pygmaeus pygmaeus penyebarannya di bagian utara Sungai Kapuas (Kalimantan Barat) sampai ke timur laut Sarawak (Malaysia).
  2. Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari bagian selatan Sungai Kapuas (Kalimantan Barat) hingga bagian timur Sungai Barito (Kalimantan Tengah).
  3. Pongo pygmaeus morio tersebar mulai dari Sabah (Malaysia) sampai ke selatan mencapai Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
     
Secara fisik, Pongo pygmaeus wurmbii merupakan subspesies orangutan paling besar dan Pongo pygmaeus morio adalah sub-spesies orangutan paling kecil di antara kerabatnya yang lain di Kalimantan. 
 
Di Kalimantan, orangutan memiliki banyak sebutan. Beberapa daerah ada yang menyebutkan hirang, helong lietiea, kahui, kisau, kogju, kuyang, kahiyu, oyang dok, ulang, uyang paya, dan maias.
bottom of page